![]() |
"Kami ingin membangun bisnis yang bisa tetap menghasilkan profit bahkan jika ada goncangan seperti Lehman," kata Toyoda menyitir krisis finansial dunia akibat ambruknya bank investasi raksasa Lehman Brothers tahun 2008.
Rencana bisnis yang disebut Toyota Global Vision ingin menggambarkan jalur baru yang akan ditempuh Toyota untuk pulih dari recall besar-besaran dan melambatnya pertumbuhan profit akibat krisis ekonomi dunia. Rencana ini akan dijalankan tim manajemen yang lebih ramping, 11 board member, kurang dari separuh dari yang sekarang 27 anggota.
"Dua pilar pertumbuhan kami ke depan adalah pasar negara-negara berkembang dan teknologi hybrid," kata Toyoda. Berdasarkan rencana itu, Toyota akan mengembangkan bisnisnya di negara-negara berkembang hingga 50% dari total sales 2015 dari sekarang yang menyumbang 40%. Diperkirakan pasar di negara-negara industri seperti Eropa,Jepang dan Amerika Serikat akan turun jadi 50% dari 60%. Toyota juga akan meluncurkan lebih dari 10 mobil hybrid baru hingga 2015. Juga mobil listrik, plug-in hybrid dan kendaraan fuel cell berbahan bakar hidrogen.
Cucu pendiri Toyota ini juga menegaskan tidak ingin visi perusahaannya di dominasi target-target angkat. Sebaliknya dia menekankan pentingnya visi untuk meningkatkan kualitas mobil yang berasal dari bawah, juga teknologi irit bahan bakar.
Toyota berencana bisa meningkatkan operating-profit margin jadi 5% secepat mungkin, dari sekarang 2.9%. Toyota juga berharap bisa mencetak operating profit 1 triliun Yen pada 2015. Angka ini sama dengan dua kali lipat level saat ini, tapi jauh dari pencapaian tertinggi yaitu 2,2 triliun Yen yang dicapai 2008.
Toyoda memperkirakan bisa menjual 9 juta mobil Toyota dan Lexus pada 2015 dan 10 juta jika ditambah Daihatsu dan Hino. Tahun ini Toyota memperkirakan penjualannya mencapai 7,5 juta unit di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar